PELAJAR Alkitab (PA)
Hanya oleh karena iman
( Roma 3 : 21 –
26 )
01.
Konteks :
Sejak manusia jatuh dalam dosa (Kej.
3:6) maka pada saat itu juga murka Allah dimulai (Kej. 2:17). Allah yang maha
adil dan benar akan melakukan apa yang difirmankan-Nya bahwa manusia harus mati
(Rom 6:23a). Mati disini bukanlah mati secara fisik namun mati secara rohani
(Ef. 2:1 ; Kol. 2:13). Namun Allah juga maha kasih, ia menjanjikan seorang
Juruselamat sejak dari awal peradaban manusia (3:15).
Janji ini terus dinanti manusia. Allah
juga tak lupa untuk selalu mengingatkan manusia tentang janji-Nya akan
keselamatan manusia itu sendiri (Kej. 12:3 ; 17:19 ; Bil. 24:17 ; Yes. 9:6 ;
53:5 ; Dan. 8:15 ; Zak. 53:11 ; Mal. 3:1). Perwujudan janji ini terus dinanti
sampai masa Paulus melayani.
Namun pemahaman ini mengalami pergeseran
dikalangan Yahudi (manusia). Mereka mengira bahwa keselamatan hanya berlaku
bagi sebagian manusia yaitu sebagian dari keturunan Abraham yaitu orang Yahudi.
Tidak hanya itu, mereka juga memahami bahwa oleh perbuatan mereka yang
berdasarkan ketaatan akan hukum Taurat (termasuk sunat), membawa mereka kepada
pembenaran Allah dimana mereka akan selamat dari murka Allah. tidak sampai
disitu saja, ternyata itupun tidak mereka lakukan dengan benar, mereka
cenderung munafik bahkan karena kemunafikan mereka “nama Allah dihujat oleh
bangsa-bangsa lain” (Rom. 2:17-29).
02.
Ide utama : Pemahaman bahwa
dalam Kristus, kita dimenangkan dan dibenarkan.
03.
Penjelasan ayat :
·
Ayat 21
Dalam ayat ini
Paulus menekankan bahwa kebenaran Allah telah dinyatakan tanpa melalui hukum Taurat. Maksudnya adalah manusia dibenarkan
bukan karena melakukan hukum Taurat. Pemahaman Yahudi bahwa manusia dapat terhindar
dari murka Allah dengan usaha mereka sendiri ditolak oleh Paulus (Gal. 2:16).
Hukum Taurat hanya sebagai alat untuk orang mengenal dosa (Rom. 3:20), untuk
menjadi patokan atau hukum, karena jika tidak ada hukum, maka tidak ada
pelanggaran (Rom. 4:15). Bahkan hukum Taurat ditambahkan supaya pelanggaran
semakin banyak, semakin banyak dosa maka semakin melimpahlah kasih karunia
(Rom. 5:20). Selain Taurat untuk menuntut
kita, Taurat juga sebagai penuntun
kita. Yang menuntun manusia dalam aturan hidup sampai Kristus datang (Gal.
3:24). Inilah yang menjadi kesaksian dari kitab Taurat (Kejadian sampai Ulangan)
dan kitab para nabi yang telah dinyatakan pada zaman Paulus.
·
Ayat 22
Kebenaran Allah atau
benar yang sesuai dengan standar Allah adalah jika memiliki iman dalam Yesus
Kristus (Rom. 5:1). Hanya keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan (Yoh 10:30 ; 13:13
; Fil. 2:10-11 ; Kol. 1:16) yang menebus dosa manusia (Ibr. 9:15 ; Yes 53:5),
menggantikan kita dalam kematian dan kebangkitan-Nya (Rom. 6:5 ; Kol. 2:12),
yang diterima Allah sebagai pembenaran atas kita (2 Kor. 5:21). Tanpa iman
tidak mungkin ada orang yang berkenan dihadapan Allah (Ibr. 11:6a) dan segala sesuatu
yang tidak berdasarkan iman adalah dosa bagi Allah (Roma 14:23b).
Pembenaran dan
menjadikan kita selamat, juga diberikan Allah untuk seluruh umat manusia (Kej.
12:4). Bukan seperti yang dipahami dan diajarkan orang Yahudi saat itu bahwa
keselamatan hanya berlaku untuk orang Yahudi saja yang memiliki garis keturunan
langsung dengan Abraham (Kej. 12:2). Karena bagi Allah tidak ada perbedaan hak
untuk diselamatkan antara manusia satu dengan yang lain, baik itu orang Yahudi
ataupun bangsa lain (Yoh 3;16).
·
Ayat 23
Kenapa tidak
dibedakan? Paulus menjawab, karena semua manusia sudah jatuh dalam dosa. Semua
sudah tercela, hina dan menjijikkan bagi Allah (Maz. 14:1-3 ; 53:2-4). Paulus
menjelaskan lagi bahwa manusia telah
kehilangan kemuliaan Allah. manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah (Kej. 26) telah rusak (Kej. 5:3). Yang artinya kita pernah memiliki
kemuliaan Allah dan hanya yang memiliki sifat semulia Allahlah yang berhak
bersama-Nya. Jadi karena semua manusia sama saja dimata Allah (tidak ada yang
benar), maka tidak ada yang spesial atau dikhususkan oleh Allah. Sekali
lagi, sama saja semuanya bagi Allah, tidak ada yang benar.
·
Ayat 24
kita menjadi
benar karena Allah yang membenarkan, bukan usaha kita, itu adalah pemberian
dari Allah (Ef. 2:8). Pembenaran kita (kita menjadi benar) itu terjadi jika
kita beriman dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Hanya iman saja yang membuat kita
menjadi benar, namun dalam berimanpun, kita juga tidak bisa mengandalkan
kemampuan pemikiran, hati dan kebijaksanaan kita untuk beriman. Untuk berimanpun kita butuh Tuhan,
yaitu Roh Kudus yang memberi penginsyafan dan pengertian kepada kita untuk
mengenal Yesus dalam kasih, kuasa dan karya penebusan-Nya (Yoh. 8-15). Itulah
yang dimaksud Paulus diberi dengan cuma-Cuma (gratis). Tanpa alasan yang membuat kita layak untuk ditolong, atau alasan dari
diri kita yang membuat Allah harus menolong. Allah tidak butuh alasan untuk
menolong, dan bukan karena “sesuatu” dari diri kita yang membuat Allah
menolong. Itu murni insiatif Allah. Itulah kasih karunia Allah.
·
Ayat 25
Yesus telah
ditetapkan oleh Allah menjadi jalan pendamaian antara kita dengan Allah. Ketika
Adam, manusia pertama jatuh ke dalam dosa maka seluruh manusia yang diwakili
oleh Adam telah jatuh pula di dalam dosa (Rom 5:12) dan menjadi hamba dosa (Yoh
8:34b). Oleh sebab itu, hanya melalui
Yesuslah wakil kita dalam menebus dosa manusia. Ia menjadi manusia yang sama
dengan kita, turut merasakan kelemahan-kelemahan kita bahkan Ia juga dicobai
hanya tidak berbuat dosa / tanpa dosa (Yoh 8:46a ; Ibr. 4:15). Allah telah
menetapkan Yesus sebagai ganti kita dalam menerima murka Allah (Mat. 26:39).
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian
pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus
(1Kor. 15:22).
Kasih karunia
Allah yang membuat manusia selamat, dan hal itu hanya dapat diterima oleh iman
dalam darah Yesus. Hal ini tentu merujuk bagaimana Yesus sebagai anak domba
yang darahnya harus dipercik sebagai penghapus dosa (Im. 5:9 ; Yoh. 1:29b). Kita
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar melalui darah Kristus (1 Kor.
6:20) sehingga kita pasti lepas dari murka Allah (Rom. 5:9 ; 1 Tes. 1:10d).
Penghukuman atas
manusia harus diterima sebagai wujud keadilan Allah. Setiap orang berdosa harus
dihukum dalam kebinasaan / masuk neraka (Wah 11:14 ; 20:10 ; 21:8), sekalipun
ia hanya melakukan satu dosa selama hidupnya. Sebab jika ia menuruti
(melakukan) seluruh hukum namun mengabaikan 1 bagian saja, ia bersalah terhadap
seluruh hukum (Yak. 2:10).
Allah telah
bersabar terhadap dosa manusia sejak Adam jatuh dalam dosa. Ia bersabar ketika
Ia menjanjikan kedatangan Juruselamat manusia kepada Iblis (Kej. 3:15) sampai waktu yang
telah ditentukannya terjadi, dan Paulus mengatakan waktu itu telah dinyatakan.
·
Ayat 26
Paulus
mempertegas kembali bahwa Allah melakukan semua itu untuk menyatakan
keadilannya. Menyatakan murka-Nya terhadap dosa sebagai bentuk keadilannya. Ia
benar-benar menyatakan janjinya akan kedatangan Juruselamat dimana orang yang
percaya kepada Kristus menjadi dibenarkan. Ia telah menepati janjinya kepada manusia.
Yang menjadi pertanyaan, apakah kita telah memiliki iman percaya itu, sehingga
kita termasuk dalam golongan orang percaya yang dibenarkan atas segala dosa
kita, sehingga kita memperoleh keselamatan dan masuk ke dalam Surga ?
04. Teologi biblikal :
a. Selamat bukan
karena perbuatan, hukum Taurat dan sunat (21a).
b. Berita
keselamatan hanya yang diajarkan Kitab Suci (Alkitab) (21b)
c. Selamat oleh
karena iman (22a).
d. Selamat bagi
semua manusia, yang percaya (22b).
e. Semua manusia
setelah Adam telah berdosa tanpa terkecuali (23).
f.
Keselamatan
adalah anugerah semata (24a).
g. Keselamatan
hanya dilakukan oleh Kristus Yesus (24b-25a).
05.
Aplikasi dan renungan :
a. Kadang kita juga
seperti orang Yahudi pada masa Paulus hidup. Kita sering terjebak dalam
rutinitas kerohanian. Kita merasa hidup benar dengan kita rajin beribadah,
rajin berdoa, ikut dalam pelayanan dan kegiatan kerohanian, hidup menurut moral
yang benar, rajin menolong sesama dll yang membuat kita berpikir kita layak
menerima keselamatan dari Tuhan. Jika itu yang selama ini kita yakini, maka
kita sama saja dengan orang Yahudi yang hidup pada saat itu.
Kita harus lebih
dahulu percaya dan beriman kepada Kristus dengan cara meminta Roh Kudus untuk menuntun
kita kepada pengertian dan pengenalan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita.
Menginsyafkan kita dari segala dosa kita dan dimampukan untuk melaukukan apa
yang menjadi kehendak Tuhan. Jika kita
memiliki iman, kita pasti selamat. Jangan ragu akan keselamatan kita !!!
karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah menebus segala dosa kita,
apa lagi alasannya untuk kita tidak percaya bahwa kita sudah selamat ???
b. Kita tahu persis
maut dapat menjemput kapan saja. Ketika saat yang tidak kita ketahui itu
terjadi, apakah kita telah memenuhi syarat untuk menerima keselamatan itu? Pada
saat itu, tidak ada jawaban saya belum siap atau saya tidak tahu. Tidak bisa
juga kita jawab dengan “saya kira...”. Allah tidak mau tahu alasannya. Yang
Allah “mau tahu” adalah jawaban kita atas pertanyaan Allah... “Apakah engkau
percaya kepada-Ku (Yesus) dengan sungguh-sungguh sebagai Tuhan dan Juruselamat
yang menebus segala dosa-dosamu?
c. Jangan main-main
dengan keselamatan, jangan anggap enteng, jangan tunggu besok. trimalah Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu sekarang !!! MAKA Pada saat ini juga engkau sudah selamat.
~ ~ Swardy Friedrich
Silalahi ~ ~
06. Bahan diskusi :
a. Jika kita telah
selamat, apa perlunya lagi perbuatan baik dilakukan ?
b. Apakah setelah selamat
berarti manusia tidak berbuat dosa lagi ?
c. Bagaimana orang
yang tidak pernah mendengar Injil, apakah dia selamat? Jika tidak, apakah itu
adil?
d. Jika kita sudah
selamat, apakah kita bisa menjadi tidak selamat ??? contohnya : murtad.