Sabtu, 03 Desember 2016

PELAJAR Alkitab (PA)

Hanya oleh karena iman
( Roma 3 : 21 – 26 )


01.   Konteks :

Sejak manusia jatuh dalam dosa (Kej. 3:6) maka pada saat itu juga murka Allah dimulai (Kej. 2:17). Allah yang maha adil dan benar akan melakukan apa yang difirmankan-Nya bahwa manusia harus mati (Rom 6:23a). Mati disini bukanlah mati secara fisik namun mati secara rohani (Ef. 2:1 ; Kol. 2:13). Namun Allah juga maha kasih, ia menjanjikan seorang Juruselamat sejak dari awal peradaban manusia (3:15).
Janji ini terus dinanti manusia. Allah juga tak lupa untuk selalu mengingatkan manusia tentang janji-Nya akan keselamatan manusia itu sendiri (Kej. 12:3 ; 17:19 ; Bil. 24:17 ; Yes. 9:6 ; 53:5 ; Dan. 8:15 ; Zak. 53:11 ; Mal. 3:1). Perwujudan janji ini terus dinanti sampai masa Paulus melayani.
Namun pemahaman ini mengalami pergeseran dikalangan Yahudi (manusia). Mereka mengira bahwa keselamatan hanya berlaku bagi sebagian manusia yaitu sebagian dari keturunan Abraham yaitu orang Yahudi. Tidak hanya itu, mereka juga memahami bahwa oleh perbuatan mereka yang berdasarkan ketaatan akan hukum Taurat (termasuk sunat), membawa mereka kepada pembenaran Allah dimana mereka akan selamat dari murka Allah. tidak sampai disitu saja, ternyata itupun tidak mereka lakukan dengan benar, mereka cenderung munafik bahkan karena kemunafikan mereka “nama Allah dihujat oleh bangsa-bangsa lain” (Rom. 2:17-29).

02.   Ide utama     :   Pemahaman bahwa dalam Kristus, kita dimenangkan dan dibenarkan.

03.   Penjelasan ayat     :

·              Ayat 21
Dalam ayat ini Paulus menekankan bahwa kebenaran Allah telah dinyatakan tanpa melalui hukum Taurat. Maksudnya adalah manusia dibenarkan bukan karena melakukan hukum Taurat. Pemahaman Yahudi bahwa manusia dapat terhindar dari murka Allah dengan usaha mereka sendiri ditolak oleh Paulus (Gal. 2:16). Hukum Taurat hanya sebagai alat untuk orang mengenal dosa (Rom. 3:20), untuk menjadi patokan atau hukum, karena jika tidak ada hukum, maka tidak ada pelanggaran (Rom. 4:15). Bahkan hukum Taurat ditambahkan supaya pelanggaran semakin banyak, semakin banyak dosa maka semakin melimpahlah kasih karunia (Rom. 5:20). Selain Taurat untuk menuntut kita, Taurat juga sebagai penuntun kita. Yang menuntun manusia dalam aturan hidup sampai Kristus datang (Gal. 3:24). Inilah yang menjadi kesaksian dari kitab Taurat (Kejadian sampai Ulangan) dan kitab para nabi yang telah dinyatakan pada zaman Paulus.

·              Ayat 22
Kebenaran Allah atau benar yang sesuai dengan standar Allah adalah jika memiliki iman dalam Yesus Kristus (Rom. 5:1). Hanya keyakinan bahwa Yesus adalah Tuhan (Yoh 10:30 ; 13:13 ; Fil. 2:10-11 ; Kol. 1:16) yang menebus dosa manusia (Ibr. 9:15 ; Yes 53:5), menggantikan kita dalam kematian dan kebangkitan-Nya (Rom. 6:5 ; Kol. 2:12), yang diterima Allah sebagai pembenaran atas kita (2 Kor. 5:21). Tanpa iman tidak mungkin ada orang yang berkenan dihadapan Allah (Ibr. 11:6a) dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah dosa bagi Allah (Roma 14:23b).
Pembenaran dan menjadikan kita selamat, juga diberikan Allah untuk seluruh umat manusia (Kej. 12:4). Bukan seperti yang dipahami dan diajarkan orang Yahudi saat itu bahwa keselamatan hanya berlaku untuk orang Yahudi saja yang memiliki garis keturunan langsung dengan Abraham (Kej. 12:2). Karena bagi Allah tidak ada perbedaan hak untuk diselamatkan antara manusia satu dengan yang lain, baik itu orang Yahudi ataupun bangsa lain (Yoh 3;16).

·              Ayat 23
Kenapa tidak dibedakan? Paulus menjawab, karena semua manusia sudah jatuh dalam dosa. Semua sudah tercela, hina dan menjijikkan bagi Allah (Maz. 14:1-3 ; 53:2-4). Paulus menjelaskan lagi bahwa manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 26) telah rusak (Kej. 5:3). Yang artinya kita pernah memiliki kemuliaan Allah dan hanya yang memiliki sifat semulia Allahlah yang berhak bersama-Nya. Jadi karena semua manusia sama saja dimata Allah (tidak ada yang benar), maka tidak ada yang spesial atau dikhususkan oleh Allah. Sekali lagi, sama saja semuanya bagi Allah, tidak ada yang benar.

·              Ayat 24
kita menjadi benar karena Allah yang membenarkan, bukan usaha kita, itu adalah pemberian dari Allah (Ef. 2:8). Pembenaran kita (kita menjadi benar) itu terjadi jika kita beriman dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Hanya iman saja yang membuat kita menjadi benar, namun dalam berimanpun, kita juga tidak bisa mengandalkan kemampuan pemikiran, hati dan kebijaksanaan kita untuk beriman. Untuk berimanpun kita butuh Tuhan, yaitu Roh Kudus yang memberi penginsyafan dan pengertian kepada kita untuk mengenal Yesus dalam kasih, kuasa dan karya penebusan-Nya (Yoh. 8-15). Itulah yang dimaksud Paulus diberi dengan cuma-Cuma (gratis). Tanpa alasan yang membuat kita layak untuk ditolong, atau alasan dari diri kita yang membuat Allah harus menolong. Allah tidak butuh alasan untuk menolong, dan bukan karena “sesuatu” dari diri kita yang membuat Allah menolong. Itu murni insiatif Allah. Itulah kasih karunia Allah.

·              Ayat 25
Yesus telah ditetapkan oleh Allah menjadi jalan pendamaian antara kita dengan Allah. Ketika Adam, manusia pertama jatuh ke dalam dosa maka seluruh manusia yang diwakili oleh Adam telah jatuh pula di dalam dosa (Rom 5:12) dan menjadi hamba dosa (Yoh 8:34b).  Oleh sebab itu, hanya melalui Yesuslah wakil kita dalam menebus dosa manusia. Ia menjadi manusia yang sama dengan kita, turut merasakan kelemahan-kelemahan kita bahkan Ia juga dicobai hanya tidak berbuat dosa / tanpa dosa (Yoh 8:46a ; Ibr. 4:15). Allah telah menetapkan Yesus sebagai ganti kita dalam menerima murka Allah (Mat. 26:39). Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1Kor. 15:22).
Kasih karunia Allah yang membuat manusia selamat, dan hal itu hanya dapat diterima oleh iman dalam darah Yesus. Hal ini tentu merujuk bagaimana Yesus sebagai anak domba yang darahnya harus dipercik sebagai penghapus dosa (Im. 5:9 ; Yoh. 1:29b). Kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar melalui darah Kristus (1 Kor. 6:20) sehingga kita pasti lepas dari murka Allah (Rom. 5:9 ; 1 Tes. 1:10d).
Penghukuman atas manusia harus diterima sebagai wujud keadilan Allah. Setiap orang berdosa harus dihukum dalam kebinasaan / masuk neraka (Wah 11:14 ; 20:10 ; 21:8), sekalipun ia hanya melakukan satu dosa selama hidupnya. Sebab jika ia menuruti (melakukan) seluruh hukum namun mengabaikan 1 bagian saja, ia bersalah terhadap seluruh hukum (Yak. 2:10).
Allah telah bersabar terhadap dosa manusia sejak Adam jatuh dalam dosa. Ia bersabar ketika Ia menjanjikan kedatangan Juruselamat manusia  kepada Iblis (Kej. 3:15) sampai waktu yang telah ditentukannya terjadi, dan Paulus mengatakan waktu itu telah dinyatakan.

·              Ayat 26
Paulus mempertegas kembali bahwa Allah melakukan semua itu untuk menyatakan keadilannya. Menyatakan murka-Nya terhadap dosa sebagai bentuk keadilannya. Ia benar-benar menyatakan janjinya akan kedatangan Juruselamat dimana orang yang percaya kepada Kristus menjadi dibenarkan. Ia telah menepati janjinya kepada manusia. Yang menjadi pertanyaan, apakah kita telah memiliki iman percaya itu, sehingga kita termasuk dalam golongan orang percaya yang dibenarkan atas segala dosa kita, sehingga kita memperoleh keselamatan dan masuk ke dalam Surga ?

04.   Teologi biblikal     :
a.       Selamat bukan karena perbuatan, hukum Taurat dan sunat (21a).
b.       Berita keselamatan hanya yang diajarkan Kitab Suci (Alkitab) (21b)
c.       Selamat oleh karena iman (22a).
d.       Selamat bagi semua manusia, yang percaya (22b).
e.       Semua manusia setelah Adam telah berdosa tanpa terkecuali (23).
f.         Keselamatan adalah anugerah semata (24a).
g.       Keselamatan hanya dilakukan oleh Kristus Yesus (24b-25a).

05.   Aplikasi dan renungan  :

a.       Kadang kita juga seperti orang Yahudi pada masa Paulus hidup. Kita sering terjebak dalam rutinitas kerohanian. Kita merasa hidup benar dengan kita rajin beribadah, rajin berdoa, ikut dalam pelayanan dan kegiatan kerohanian, hidup menurut moral yang benar, rajin menolong sesama dll yang membuat kita berpikir kita layak menerima keselamatan dari Tuhan. Jika itu yang selama ini kita yakini, maka kita sama saja dengan orang Yahudi yang hidup pada saat itu.
Kita harus lebih dahulu percaya dan beriman kepada Kristus dengan cara meminta Roh Kudus untuk menuntun kita kepada pengertian dan pengenalan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Menginsyafkan kita dari segala dosa kita dan dimampukan untuk melaukukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Jika kita memiliki iman, kita pasti selamat. Jangan ragu akan keselamatan kita !!! karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah menebus segala dosa kita, apa lagi alasannya untuk kita tidak percaya bahwa kita sudah selamat ??? 

b.       Kita tahu persis maut dapat menjemput kapan saja. Ketika saat yang tidak kita ketahui itu terjadi, apakah kita telah memenuhi syarat untuk menerima keselamatan itu? Pada saat itu, tidak ada jawaban saya belum siap atau saya tidak tahu. Tidak bisa juga kita jawab dengan “saya kira...”. Allah tidak mau tahu alasannya. Yang Allah “mau tahu” adalah jawaban kita atas pertanyaan Allah... “Apakah engkau percaya kepada-Ku (Yesus) dengan sungguh-sungguh sebagai Tuhan dan Juruselamat yang menebus segala dosa-dosamu?

c.       Jangan main-main dengan keselamatan, jangan anggap enteng, jangan tunggu besok. trimalah Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu sekarang !!! MAKA Pada saat ini juga engkau sudah selamat.

~ ~ Swardy Friedrich Silalahi ~ ~


06.   Bahan diskusi  :

a.   Jika kita telah selamat, apa perlunya lagi perbuatan baik dilakukan ?
b.   Apakah setelah selamat berarti manusia tidak berbuat dosa lagi ?
c.   Bagaimana orang yang tidak pernah mendengar Injil, apakah dia selamat? Jika tidak, apakah itu adil?

d.   Jika kita sudah selamat, apakah kita bisa menjadi tidak selamat ??? contohnya : murtad.